A: Apa sih arogan itu?
B: Arogan itu ya arogan lah...
A: Apa maksudnya???
B: Yah, pokoknya mah sesuatu yang tidak baik lah arogan itu.
Saya coba kasih sedikit pencerahan tentang esensi dari arogansi.
Arogansi sendiri asal katanya dari arogan, yang kurang lebih adalah suatu sifat yang tidak terpuji, tersembunyi dalam hati, yaitu merasa dirinya lebih dari orang yang melebihinya. Kemudian terbukti dari tindakan lahir, yaitu membanggakan diri di hadapan orang lain, atau bahkan memandang orang lain lebih rendah.Orang yang memiliki sifat arogan itu cenderung bersifat tinggi hati, congkak, dan sombong.
Bagi para remaja, sifat arogan sendiri sering timbul karena berbagai hal, terutama dari aspek psikologi remaja itu sendiri. Seperti yang kita ketahui, masa remaja adalah masa penuh gejolak dan gelora semangat yang menggebu-gebu, karena pada masa-masa seperti ini anak sedang bersemangat untuk berkreasi, menyalurkan bakat dan hobinya. Seiring dengan meningkatnya rasa semangat, maka emosinya pun menjadi mudah meletup. Kondisi kejiwaan dari remaja yang tergolong masih labil menyebabkan mereka berkecenderungan untuk mengutamakan emosinya untuk menyelesaikan suatu permasalahan ketimbang berpikir melalui akal sehatnya.
Nah, arogansi bisa muncul pada diri setiap remaja. Pemikiran mereka tentang suatu kebanggaan terhadap apa yang dimiliki ataupun disandang olehnya menimbulkan suatu efek negatif jika ditimbun secara berlebihan. Hal ini sama halnya dengan rasa nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme). Ketika mereka berhasil mencapai apa yang mereka inginkan, misalkan ketika masuk ke perguruan tinggi terkemuka, berhasil menjadi juara dalam suatu kompetisi, dan lain-lain, benih-benih arogansi akan mulai muncul dalam benak masing-masing remaja. Perilaku berlebihan terhadap apa yang dicapainya itu membuat para remaja akan memandang rendah, meremehkan, atau yang paling parah melecehkan orang lain yang memiliki sesuatu yang mungkin tidak terlalu istimewa. Semua hal mengenai “ saya, saya, dan saya” akan terus tersimpan di dalam diri mereka, meskipun hal tersebut hanya bersifat sementara.
Jika yang diutamakan adalah aspek nalar dan berpikir secara sehat, maka suatu kebanggaan atau kekuasaan yang dimiliki bisa dimanfaatkan untuk hal yang lebih berguna bagi pihak-pihak lain, bukan hanya sekedar arogansi semata. Orang-orang yang sadar pasti berpikir bahwa apa yang telah dicapainya ini bukanlah hasil perjuangan individual semata, tetapi dukungan dari berbagai pihak merupakan faktor yang juga penting. Mereka akan berupaya agar orang lain bisa juga mencapai suatu titik kebanggaan yang sama, meskipun dalam hal yang berbeda. Maka dari itu, muncul sikap bersatu dan kalaupun timbul suatu kompetisi, kompetisi tersebut adalah kompetisi yang sehat. Maka dari itu, kesadaran diri tentu memegang poin penting agar benih-benih arogansi tidak tumbuh dan mengakar dalam benak setiap remaja.
Intinya, arogansi pasti berdampak buruk (siapa yang tidak setuju?). Cara pandang suatu pihak terhadap pihak lain yang memegang arogansi yang tinggi akan berupa suatu sentimen yang buruk. Tetapi, setiap orang memiliki potensi yang sama untuk bersikap arogan, entah arogansi apa yang mereka pegang. Jadi, jangan aneh jika arogansi-arogansi seperti arogansi almamater atau fakultas/jurusan masih terus menjadi istilah populer di dunia pendidikan sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar