Yah, anime ini adalah salah satu anime yang sangat saya sukai. Ketika saya masih SD hingga sekarang, Captain Tsubasa mungkin sering ditayangkan oleh stasiun-stasiun televisi lokal. Meskipun sudah sering melihatnya berkali-kali, tapi saya tetap antusias ketika menonton anime ini, terlebih ketika menyaksikan adegan-adegan (yang saya anggap) "lebay", misalkan saja ada tendangan-tendangan yang ngambil nama binatang (sebut saja itu tendangan macan atau elang), adegan ketika Tsubasa menendang bola yang dramatis (waktu ancang-ancang mau nendang, kakinya itu ngangkat tinggi, dan biasanya ada yang coba menghalangi tendangannya, tapi malah terlempar), dan bagaimana Tsubasa berlari menggiring bola di lapangan seakan-akan lapangan itu tidak ada ujungnya (nyadar ga?).
Serial Captain Tsubasa yang pernah saya liat ada banyak. Mulai dari Captain Tsubasa (TV Series), Captain Tsubasa J (TV Series), dan Captain Tsubasa Road to 2002. Jalan ceritanya pada dasarnya sama, tapi mungkin pada dua versi awal yang saya sebut, kisah Tsubasa saat masih SD diceritakan lebih detail. Pada Captain Tsubasa (TV Series), yang saya lihat hanya diceritakan sampai saat Nankatsu meraih juara nasional bersama Toho (apa aslinya emang sampai itu yah? ), sedangkan untuk dua seri yang lain diceritakan lebih panjang lagi (maaf, ga bisa saya jelaskan secara detail).
Oh iya. Selain saya suka dengan animenya, saya juga lumayan sering (dan juga ahli) dengan game Captain Tsubasa, Ada dua yang pernah saya mainkan, Captain Tsubasa J: Get In The Tomorrow untuk Playstation X, dan Captain Tsubasa untuk Playstation 2. Nih cover gamenya:
Kalo dilihat dari jalan gamenya, mungkin terbilang singkat dan bisa ditamatkan hanya dalam waktu sehari kurang. Tapi tetap harus dicoba, karena (mungkin) menantang :) .
Kalo hanya sekedar untuk penghibur dikala duka atau mengisi waktu luang, anime Captain Tsubasa mungkin cocok untuk dijadikan solusi. Tapi, saya juga mengambil beberapa filosofi dan quote penting dari anime ini. Misalkan saja, pasti banyak yang tahu kalo Tsubasa sering berkata ini:
"Bola adalah teman"Itu kata-kata yang bermakna banyak, khususnya bagi anak-anak yang emang suka dengan sepakbola (meskipun kalo menurut logika, kalimat itu aneh, coba bayangkan jika bola itu emang teman, kenapa bola itu ditendang-tendang... )
Sekarang kita melangkah ke hal yang lebih serius. Saya pernah mendengar dari seorang motivator, dia bertanya "Mengapa orang Jepang membuat anime semacam Captain Tsubasa?" Pada awalnya, saya berpikir itu hanya untuk urusan entertainment semata. Tetapi ternyata tidak sesederhana itu. Coba kita lihat sejarah sepakbola Jepang pada tahun 1980-an. Waktu itu, timnas Jepang masih belu bisa dibilang sebagai salah satu kekuatan sepakbola Asia. Bahkan (mungkin) sepakbola kita masih lebih unggul bila dibandingkan dengan Jepang. Pada tahun 80-an, mulailah dirilis seri Captain Tsubasa pertama, dengan tokoh utamanya adalah seorang anak kecil bernama Aozora Tsubasa yang suka sekali dengan sepakbola. Mungkin kita tahu bahwa anime-anime yang sering kita lihat punya poin-poin plus seperti mengajarkan bagaimana persahabatan yang baik, perlunya kerja keras dan lain-lain. Nah, tujuan awal Captain Tsubasa dirilis adalah untuk meningkatkan minat dari warga Jepang, terutama anak-anak dalam hal bermain sepakbola, karena pada saat itu, sepakbola tidaklah sepopuler olahraga lain seperti baseball.
Meskipun tidak berdampak langsung, tetapi rilisnya serial Captain Tsubasa mampu meningkatkan prestasi sepakbola Jepang. Pada tahun 1994, tepatnya pada saat Piala Dunia berlangsung di Amerika Serikat, timnas Jepang hampir berhasil masuk dalam fase grup sebelum dikalahkan Irak dan gagal lolos dari fase kualifikasi. Tetapi pada saat itu, mulai muncul talenta berbakat seperti Masashi Nakayama. Hinggga akhirnya, Jepang berhasil lolos ke Piala Dunia 1998. Nah, mulai saat itu mucul pemain-pemain berbakat Jepang yang bermain di luar negeri, dan yang paling terkenal adalah Hidetoshi Nakata. Konon, Hidetoshi Nakata terinspirasi untuk menjadi pemain sepakbola karena dia nonton anime Captain Tsubasa saat dia kecil.
Kesimpulannya, jika cara ini diterapkan di Indonesia, mungkin akan berjalan efektif untuk jangka panjang (meskipun propagandanya tidak dalam bentuk anime, karena tahu sendiri kan di Indonesia belum ada yang bisa buat anime bagus :P ). Tidak hanya mengandalkan program regenerasi yang sedang gencar dilakukan pihak PSSI, tetapi mengutamakan kemauan dari generasi muda itu sendiri untuk menyalurkan minat dalam hal sepakbola. Tontonan berbau sepakbola yang sarat akan hal-hal penting seperti kerja keras, sportivitas, dan persahabatan sudah mulai banya disiarkan stasiun televisi lokal. Jadi, tidak hanya mengandalkan naturalisasi pemain atau terus menerus mengandalkan pemain-pemain senior saja, karena pasti dari 200 jutaan penduduk Indonesia, pasti ada paling tidak 11 pemain sepakbola berbakat yang bisa membawa nama baik Indonesia di pentas dunia kelak. Amin!!!