Kamis, 05 Januari 2012

Mengasingkan Diri (Uzlah)

Orang-orang berselisih tentang hal itu. Sebagian mereka berpendapat lebih menyukai uzlah daripada pergaulan, seperti Sufyan Ats-Tsauri, Ibrahim bin Adham, Dawud At-Tha'iy, Al-Fudhail bin Iyadh, Sulaiman Al-Khawash, dan Basyar Al-Hafi.

Sebagian besar tabi'in lebih menyukai pergaulan dan memperbanyak saudara (teman) untuk saling tolong menolong dalam kebajikan dan ketakwaan. Semuanya berdalil dengan sabda Nabi Saw. tentang persaudaraan dan kerukunan ketika ia datangkan kepadanya seorang laki-laki yang telah pergi ke gunung untuk beribadah di situ. Maka Nabi Saw. bersabda, "Jangan engkau lakukan dan jangan seorang pun di antara kamu melakukannya. Sungguh kesabaran seseorang di antara kamu dalam suatu negeri Islam lebih baik daripada ibadah seorang dari kamu selama 40 tahun."

Pendukung keutamaan uzlah, seperti Fudhail bin Iyadh ra. berdalil dengan sabda Rasulullah Saw. kepada Abdullah bin Amr Al-Juhani ketika ia berkata, "Ya Rasulullah, bagaimana cara keselamatan itu?" Nabi Saw. menjawab, "Cukuplah engkau tinggal di rumahmu, tahanlah lidahmu (dari perkataan buruk), dan tangisilah dosamu"

Faedah-faedah, Gangguan-gangguan, dan Keutamaan Uzlah

Masalah ini berbeda menurut perbedaan orang-orangnya. Adapun faedah uzlah, ada kemungkinan untuk selalu melakukan ketaatan dan mengajarkan ilmu serta menghindari perbuatan-perbuatan terlarang yang cenderung dilakukan manusia dengan pergaulan, seperti riya', ghibah, tidak melakukan amar makruf nahi mungkar, meniru akhlak tercela, dan juga terlalu menekuni urusan duniawi serta pekerjaan dan pabrik.

Faedah Pertama: Menekuni ibadah, berpikir, menghibur diri dengan Allah Ta'ala, bermunajat kepada-Nya, dan merenungkan kerajaan Allah.

Faedah Kedua: Menjauhi maksiat-maksiat yang biasanya menimpa manusia denga pergaulan dan ia selamat darinya di dalam khalwat (ghibah, riya', dan tidak melakukan amar makruf nahi mungkar).

Ringkasnya, tidak dapat kita memutuskan bahwa salah satunya lebih utama secara mutlak, tetapi berbeda-beda menurut perbedaan orang-orangnya. Bersikap wajar adalah lebih utama, yaitu tidak menjauh sama sekali sehingga luput sama sekali dari faedah-faedah yang tergantung pada pergaulan, dan tidak bergaul sebebas-bebasnya sehingga luput dari faedah-faedah uzlah.

Dengan uzlah hendaklah ia berniat menjauhi manusia dari kejahatannya dan mengingat Tuhannya dengan segenap hatinya. Janganlah berangan-angan panjang sehingga nafsunya mengkhayalkan panjang angan-angan. Hendaklah dengan uzlah ia berniat jihad akbar, yaitu jihad melawan nafsunya. Sebagaimana dikatakan para sahabat, "Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar."


< Dikutip dari: Ringkasan Ihya Ulumuddin Imam Al Ghazali >

Tidak ada komentar:

Posting Komentar